Selatpanjang – Transformasi besar terjadi di Telaga Air Merah, Dusun Tanah Merah, Desa Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Kehadiran PT Energi Mega Persada (EMP) tidak hanya memberi dampak pada sektor migas, tetapi juga menjadi katalisator bagi perkembangan wisata lokal yang kini menjadi sumber pemasukan desa.
Kawasan yang dulunya hanya dikenal sebagai lokasi waduk milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kini menjelma menjadi destinasi wisata unggulan berkat kolaborasi antara Pemerintah Desa (PemDes), BUMDes, Karang Taruna, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan dukungan penuh dari PT Energi Mega Persada (EMP) yang telah diinisiasi sejak 2018.
Peran pemuda Karang Taruna sangat vital. Mereka menjadi penggerak utama pengelolaan kawasan wisata, menciptakan kegiatan yang terorganisir, menjaga kebersihan telaga, hingga mempromosikan potensi desa keluar daerah. Dukungan PT EMP membuat berbagai kegiatan positif semakin hidup, salah satunya lomba pacu sampan yang rutin digelar dan berhasil menarik pengunjung dari desa lainnya.
Mengutip dari meranti.go.id pada saat pembukaan pacu sampan Ke-5 (25/01/2025), Asmar menyampaikan apresiasi mendalam kepada PT Imbang Tata Alam (ITA) atas konsistensi dukungan mereka terhadap kegiatan pacu sampan setiap tahunnya. Menurutnya, dukungan berkelanjutan ini menjadi energi positif bagi masyarakat. Ia berharap kolaborasi yang terjalin tidak berhenti di sini, melainkan terus berkembang untuk mendukung pengembangan fasilitas dan infrastruktur di sekitar Telaga Air Merah, sehingga kawasan ini semakin layak menjadi ikon wisata kebanggaan desa.
"Terima kasih kepada PT ITA yang selalu berkolaborasi dengan baik. Kami berharap area Telaga Air Merah ini semakin diperbaiki, seperti pembangunan turap di sekelilingnya. Jika dikelola dengan baik, hasilnya dapat digunakan untuk pembangunan desa dan kemajuan masyarakat. Ini adalah salah satu event terbaik di kabupaten ini, dan kami harap tahun depan semakin baik lagi," harapnya.
Tak hanya fokus pada wisata, PT EMP juga menaruh perhatian pada infrastruktur. Jalan menuju kawasan Telaga Air Merah kini lebih mulus dan mudah diakses, membuat arus wisatawan meningkat signifikan. Infrastruktur yang baik diibaratkan sebagai jantung desa semakin lancar akses, semakin cepat pula perekonomian bergerak.
Dukungan nyata juga datang lewat program CSR. PT EMP secara konsisten menyalurkan bantuan material senilai Rp 60 juta setiap tiga bulan. Dana ini digunakan untuk perbaikan jalan, Dampaknya sudah terlihat jelas: jumlah kunjungan meningkat, ekonomi desa tumbuh, bahkan dunia pendidikan ikut terbantu.
Langkah Desa Tanjung menjadikan Telaga Air Merah sebagai destinasi wisata ternyata berawal dari keterbatasan terutama pada anggaran. Mereka hanya bermodalkan tekad dan konsistensi saja. Namun, walaupun begitu tidak memupuskan semangat pemuda untuk membangun program rekayasa wisata tersebut.
Dalam pertemuan santai bersama rekan media dan para pemuda di Telaga Air Merah, Selasa (16/09/2025), Arif Hidayatullah selaku CSR Coordinator EMP menceritakan bagaimana strategi pengembangan desa mereka harus disesuaikan dengan situasi.
"Kemudian kami tidak bisa melaksanakan program infrastruktur lagi di Desa Tanjung, maka itu kita laksanakan dengan program destinasi wisata terlebih dahulu. Dengan hal itu, baru bisa membangun atau ada program perbaiki jalan untuk ke wisata tersebut," jelasnya.
Manfaat keberadaan Telaga Air Merah kini benar-benar dirasakan masyarakat. Pemasukan desa terus bertambah melalui penjualan karcis, penyewaan perahu, penyewaan alat camping, hingga usaha kecil seperti warung makan dan penjual jajanan. Karang Taruna memiliki ruang berkreasi dengan berbagai kegiatan wisata, membuat suasana desa semakin hidup.
Data BUMDes mencatat bahwa total pendapatan tahun 2024 mencapai Rp 129.823.000, di mana Rp 56 juta berasal dari pengelolaan Telaga Air Merah. Dari pendapatan itu, PAD Desa meningkat hingga Rp 51.924.000 dan dana sosial Rp 25.964.000 disalurkan untuk santunan dhuafa, anak yatim, bantuan rumah ibadah, dukungan lembaga pendidikan (MTs, MDA, RA, TK), hingga program pasar murah saat Ramadan.
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa ketika perusahaan, pemerintah desa, dan masyarakat bekerja sama, hasilnya bisa dirasakan langsung. Jika tren ini berlanjut, Telaga Air Merah berpotensi menjadi ikon wisata unggulan Kabupaten Kepulauan Meranti sekaligus pusat kebanggaan bagi warganya.
Telaga Air Merah tidak hanya menjadi destinasi wisata keluarga, tetapi juga sering dipilih sebagai lokasi perkemahan dan kegiatan mahasiswa. Keindahan alamnya yang dikelilingi pepohonan rindang dan suasana sejuk, serta waktu tempuh hanya 45 menit dari Kota Selatpanjang, membuat tempat ini ideal untuk agenda-agenda produktif sekaligus rekreatif.
wisata ini tak jarang juga dipenuhi Mahasiswa dari berbagai kampus menjadikan lokasi ini sebagai arena camping, malam keakraban Mahasiswa, Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi (LDKO), maupun sekadar diskusi santai. Suasana yang jauh dari hiruk-pikuk kota memberikan ruang bagi mereka untuk lebih fokus, berdialog, dan mempererat silaturahmi.
Keberadaan fasilitas dasar yang terus ditingkatkan oleh Pemdes, Pokdarwis, dan dukungan PT Energi Mega Persada (EMP) juga membuat kegiatan-kegiatan ini semakin nyaman. Akses jalan yang baik, area lapang yang luas, serta keamanan yang terjaga memberi rasa aman bagi setiap kelompok yang mengadakan acara di sini.
Rafi, salah satu pengunjung berasal dari Kota Selatpanjang yang pernah berkemah di Telaga Air Merah, mengaku puas dengan pengelolaan kebersihan area wisata.
"Cukup terjaga. Ada karang taruna yang membantu memantau lokasi. Sampah juga disediakan tempatnya, jadi tinggal kita yang disiplin," ujarnya.
Kombinasi wisata alam dan wadah pengembangan diri ini membuat Telaga Air Merah memiliki nilai lebih dibandingkan destinasi lain di Kepulauan Meranti. Tak hanya menawarkan pemandangan indah, tetapi juga ruang edukasi, kreativitas, dan kebersamaan.
Sebelum terkenal menjadi Telaga Air Merah ada sejarah yang menarik sehingga menjadi wisata tersebut.
Sebagian besar warga Desa Tanjung tentu sudah hafal cerita ini. Namun bagi regenerasi muda atau pendatang baru, sejarah Telaga Air Merah selalu menarik untuk diceritakan kembali.
Pada 2018, ketika pemerintahan desa masih dipimpin oleh PJ Mazlin, wilayah sekitar Telaga Air Merah hanyalah belukar. Rumput tinggi menutup pandangan hingga air telaga hampir tak terlihat, hanya tersisa genangan sekitar lima meter persegi di tengah. Kondisi itu membuat warga enggan masuk karena terasa angker.
Namun, sekelompok pemuda Desa Tanjung melihat potensi di balik semak belukar itu. Meski belum ada Pokdarwis atau Bumdes, mereka mulai bergotong royong membuka akses menuju telaga. Berbekal parang, cangkul, dan semangat, mereka membersihkan area sedikit demi sedikit.
"Waktu itu semua modal patungan, tidak ada yang menggaji. Setiap ada waktu luang, kami datang ke sini untuk membersihkan," kenang Ketua Pokdarwis kepada rekan Media. Selasa, (16/09).
Tahun 2019 menjadi titik penting. Melalui musyawarah desa, akhirnya dibentuklah Bumdes dan sebagian dana desa dialokasikan untuk mendukung inisiatif pemuda tersebut. Bantuan dari BKK Provinsi juga turun, meskipun jumlahnya tidak besar. Cukup untuk menjadi penyemangat agar mereka terus bekerja.
Namun, rencana pembukaan resmi telaga harus tertunda karena pandemi COVID-19. Selama hampir setahun, mereka tetap melakukan pembersihan tanpa mengenal lelah. Hingga akhirnya, selepas Idulfitri 2020, meskipun wabah masih berlangsung, telaga dibuka untuk umum.
"Kami buka seadanya, masih banyak semak-semak di sebelah barat. Tapi kami yakin, orang butuh tempat untuk melepas penat," tutur selamat.
Perjuangan itu tidak mudah. Ada yang terluka saat bekerja, terkena parang atau alat lainnya. Operasional pun sering seret, apalagi di awal-awal hanya sekitar 300 orang yang berkunjung dalam sebulan. Namun semangat gotong royong tidak pernah padam.
Memasuki 2021, hubungan para pengelola telaga dengan pihak perusahaan PT.ITA semakin erat, yang memiliki program CSR. yang kemudian ikut berkontribusi melalui penyediaan fasilitas seperti mushola dan toilet.
"Butuh waktu lama untuk membangun kepercayaan, tapi sekarang kami seperti keluarga. Program-program CSR ini sangat membantu kelangsungan wisata telaga," ujar Ketua Pokdarwis sambil melihat ke Arif Hidayatullah secara tersirat mengucapkan banyak rasa terima kasih telah menjadi katalisator sampai saat ini.
Kini, Telaga Air Merah bukan hanya tempat wisata. Ia menjadi simbol kebersamaan warga, bukti nyata bagaimana sebuah inisiatif kecil bisa berkembang menjadi destinasi yang memberi manfaat ekonomi dan sosial.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh berbagai pihak yang berperan penting dalam pengembangan Telaga Air Merah. Hadir Kades Lalang Tanjung, Muhammad Anas, bersama Ketua Pokdarwis Telaga Air Merah, Selamat, dan para pemuda pengelola telaga yang selama ini menjadi garda terdepan pengembangan destinasi ini.
Dari pihak perusahaan, tampak hadir Arif Hidayatullah selaku CSR Coordinator EMP bersama Humas EMP dari Pekanbaru, Hansardi, beserta tim. Tidak hanya itu, perwakilan dari tim Jakarta juga hadir, dipimpin oleh Hari Maulana selaku Communication Officer bersama rombongan.
Kegiatan ini semakin lengkap dengan kehadiran perwakilan dari organisasi wartawan, di antaranya PWI, MOI, dan IWO, yang ikut meliput dan mendukung upaya pengembangan wisata berbasis masyarakat tersebut.
(Penulis: Dodi Kesuma Nasution)