Meranti - Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk melaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 2 Tanjung Peranap, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, menjadi topik perbincangan hangat di tengah masyarakat. Masyarakat beramai-ramai mendiskusikan dampak dan implikasi dari keputusan tersebut, mengingat pemilu adalah salah satu pilar penting dalam demokrasi.
Keputusan ini diambil setelah terungkapnya pelanggaran administrasi serius yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu di tingkat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Dalam insiden yang mengganggu integritas pemilu ini, pemilih yang terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di wilayah Tebing Tinggi justru menerima lima surat suara saat pemungutan suara di TPS 2 Tanjung Peranap. Pelanggaran ini jelas menciptakan kegaduhan dan menimbulkan kekhawatiran akan keabsahan hasil pemilu.
Menanggapi hal ini, Mohd Ilham, Ketua Gerakan Mahasiswa (GEMA) MERANTI, angkat bicara. Ia menekankan pentingnya pengawasan yang ketat dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) terhadap PSU yang akan dilaksanakan di Tanjung Peranap.
"Dari yang kita ketahui bersama, jumlah suara perolehan pemilu kemarin hanya berkisar 70 suara, dengan jumlah pemilih 257 orang. Artinya, ada sekitar tiga kali lipat dari jumlah selisih suara kursi. Dengan selisih yang tipis ini, kami menduga kuat bahwa akan terjadi praktik money politics secara besar-besaran di sana," ungkapnya kepada wartawan pada Selasa (11/06).
Ilham menegaskan bahwa Bawaslu harus ekstra aktif dan responsif dalam melakukan pengawasan. Ia meminta agar lembaga tersebut tidak menutup mata terhadap potensi pelanggaran yang mungkin terjadi.
"Kami ingin melihat apa langkah dan upaya konkret yang akan diambil oleh Bawaslu untuk mencegah money politics, sehingga praktik kotor ini tidak terulang," harapnya.
"Saat ini, semua mata akan tertuju kepada Bawaslu. Jika mereka tidak bekerja dengan baik dalam melakukan pengawasan, maka akan terlihat jelas bahwa Bawaslu sebagai lembaga independen pengawas pemilihan tidak berfungsi sebagaimana mestinya," tutupnya, menggarisbawahi harapannya agar pemilu di daerah tersebut berjalan adil dan transparan. Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga integritas dalam setiap proses demokrasi.(*)

