Kepulauan Meranti - Dalam sebuah misi yang tidak hanya menguji kekuatan fisik, tetapi juga semangat kebersamaan dan dedikasi terhadap lingkungan, tim gabungan dari Polres Kepulauan Meranti berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Desa Tanjung Kedabu, Kecamatan Rangsang Pesisir. Setelah berjuang tanpa kenal lelah selama lima hari, pada hari ke tujuh, tepatnya Minggu, 28 Juli 2024, api yang telah melahap lahan seluas kurang lebih dua hektar akhirnya dapat dijinakkan.
Kebakaran yang mengkhawatirkan ini pertama kali terjadi pada Senin, 22 Juli 2024, sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, Bhabinkamtibmas Desa Tanjung Kedabu, Aipda Daniel User, mendapatkan laporan dari Kepala Dusun 3 Kampung Api-api, Kamarudin, tentang kebakaran yang mulai meluas. Dengan sigap, Aipda Daniel dan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) setempat segera bergegas menuju lokasi untuk melakukan upaya pemadaman.
Namun, seiring berjalannya waktu, api yang berkobar di lokasi kebakaran semakin sulit dikendalikan. Dengan melihat situasi yang mengkhawatirkan, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Kurnia Setyawan, S.H., S.I.K., memimpin langsung operasi pemadaman. Dalam upaya ini, beliau menggandeng berbagai elemen, termasuk 31 personel Polri, satu anggota TNI, enam anggota MPA Desa Gayung Kiri, delapan warga setempat, serta 10 personel Fire Rescue dari PT. SRL. Tim gabungan ini membuktikan bahwa ketika bersatu, tidak ada tantangan yang tidak dapat diatasi.
“Api di lokasi kebakaran sudah padam, tetapi kami tetap melakukan pendinginan untuk mencegah munculnya titik api baru,” ungkap Kapolres Kurnia Setyawan dengan wajah penuh harapan. Berkat kerja keras dan sinergi antara semua pihak, tim gabungan tidak hanya berhasil memadamkan api, tetapi juga mencegah kebakaran yang lebih luas.
Lokasi kebakaran ini mencakup tidak hanya Desa Tanjung Kedabu, tetapi juga meluas ke Dusun 2 RT 07 RW 04 Desa Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang. Data dari titik koordinat menunjukkan kebakaran yang terjadi di lokasi-lokasi yang berbeda, menandakan betapa seriusnya ancaman Karhutla ini. Sumber kebakaran masih dalam proses penyelidikan oleh pihak berwenang, tetapi upaya kolaboratif yang dilakukan tim di lapangan telah mengurangi potensi kerugian lebih lanjut.
Untuk memadamkan api, tim gabungan menggunakan berbagai peralatan modern dan tradisional. Polri menggunakan mesin Robin, mesin Ministrek, selang hisap, dan selang sambung, sedangkan PT. SRL menyuplai mesin dan peralatan tambahan yang sangat diperlukan. Masyarakat setempat juga tak ketinggalan, turut berkontribusi dengan peralatan yang mereka miliki, sehingga memungkinkan mereka untuk berperan aktif dalam upaya memadamkan api.
Kondisi di lokasi saat ini terpantau aman dan kondusif. Tim gabungan masih berada di lokasi untuk memastikan bahwa semua potensi kebakaran telah diatasi dan tidak ada sisa-sisa api yang dapat mengancam lagi. Pendekatan ini bukan hanya tentang memadamkan api, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, mengingat kebakaran hutan dan lahan dapat berdampak besar terhadap ekosistem dan kesehatan masyarakat.
Kebakaran hutan dan lahan ini mengingatkan kita akan tantangan besar yang dihadapi dalam menjaga kelestarian alam. Namun, di balik tantangan tersebut, ada pelajaran berharga tentang kekuatan komunitas dan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swasta dalam menjaga dan melindungi lingkungan. Keberhasilan tim gabungan dalam memadamkan kebakaran ini adalah contoh nyata dari solidaritas dan kepedulian masyarakat terhadap bumi yang mereka huni. (*)