SELATPANJANG - Suasana damai di Perairan Selat Air Hitam mendadak terguncang ketika kebakaran hebat melanda kapal muatan sagu, KM Lintas Bahari 28 GT 1561. Kejadian yang mengguncang masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti ini terjadi pada Senin (29/7/2024), sekitar pukul 16.00 WIB, dan menyisakan ketegangan di antara para awak kapal yang sedang beraktivitas.
Kapal tersebut baru saja menyelesaikan bongkar muat tepung sagu dengan cara ship to ship, ketika salah satu awaknya, M. Hoirul, yang menjabat sebagai Bosun, melihat kepulan asap disertai nyala api yang berkobar dari haluan kapal. Tanpa ragu, Hoirul segera berteriak memanggil seluruh kru kapal untuk segera membantu memadamkan api yang mulai melahap bagian panel listrik. Namun, dalam sekejap, api yang berdekatan dengan tumpukan sling bag berbahan serat nilon mudah terbakar, dengan cepat menjalar dan membakar bagian haluan kapal.
"Kami semua panik, tetapi kami berusaha untuk tetap tenang dan melakukan yang terbaik," ungkap Hoirul, menceritakan momen menegangkan tersebut.
Mendapat laporan darurat, Kasat Polairud Kepulauan Meranti, Iptu Imbang Perdana, langsung bergerak cepat. Dia menggerakkan anggotanya dan berkoordinasi dengan satuan terkait untuk melakukan pengecekan tempat kejadian perkara (TKP). Tim segera menuju lokasi dan bergabung dalam upaya memadamkan api yang meluas.
Sekitar pukul 17.00 WIB, berkat kerja sama tim yang tanggap dan alat pemadam yang siap siaga, api berhasil dijinakkan menggunakan dua unit Mini Strike dan enam unit alat pemadam api ringan (Apar). Namun, proses pendinginan tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada api yang tersisa.
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini,” ujar Iptu Imbang Perdana. “Kami masih melakukan penyidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran yang sebenarnya."
Kebakaran ini bukan hanya menyisakan kerusakan materiil, tetapi juga menyentuh hati masyarakat setempat yang merasa prihatin atas kejadian ini. Para nelayan dan warga setempat saling bergotong-royong, menyiapkan bantuan bagi awak kapal yang terdampak. Dalam kebersamaan ini, mereka menunjukkan bahwa meskipun bencana datang tiba-tiba, solidaritas dan kepedulian masyarakat tetap menguatkan satu sama lain.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya, terutama di area perairan yang penuh aktivitas. (*)